Menguak ‘Gang Sadar’ yang
Mengaburkan Kesadaran
Novia Sagita
Dewi
Lintang Ayu
Saputri
Singgih Wahyu
Astuti
Pola kehidupan
manusia merupakan salah satu bagian dari bentuk kebudayaan yang senantiasa
mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Kehidupan manusia
sangatlah unik, di dalamnya dapat kita jumpai keanekaragaman corak dan tradisi
ataupun kebiasaan yang sering dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan dari norma
sosial yang telah disepakati oleh masyarakat yang berada di sekitarnya. Dalam
pembahasan ini, yang akan disajikan adalah pola kehidupan manusia yang
berkenaan dengan prostitusi dan dikaitkan dengan isu budaya, di mana keduanya
mempunyai relasi yang sangat menarik untuk diulas.
Setiap wilayah di
Indonesia tentunya tidak asing dan tidak akan mungkin mengelak dengan adanya
prostitusi yang semakin meruak. Banyaknya kesulitan yang dialami oleh masyarakat
Indonesia menjadi alasan tersendiri mengapa sebagian orang memilih jalan
prostitusi demi menyambung hidup dan mencari sesuap nasi. Yang lebih unik yakni
di setiap daerah yang ‘terkenal’ dengan prostitusinya ternyata memiliki latar
belakang yang berbeda-beda yang menjadi sebab musabab merebaknya hal tersebut.
Begitu pula dengan yang terjadi di Kabupaten Banyumas dengan ‘Gang Sadar’-nya.
Tempat tersebut selalu menjadi trending
topic dan kerap kali menjadi bahasan yang tak berujung karena memang banyak
sekali hal yang tersembunyi dan belum terkuak sepenuhnya.
Gang Sadar
merupakan lokalisasi prostitusi yang terletak di RT 07 RW 02 Desa Karang Mangu
Kecamatan Baturraden ini mempunyai perbedaan tersendiri apabila dibandingkan
dengan lokalisasi prostitusi di tempat yang lainnya. Kita sepakat bahwa apa pun
alasannya, segala bentuk prostitusi haruslah dilenyapkan. Maka dari itu, beriringan
dengan Kementerian Sosial yang
menargetkan Indonesia Bebas Prostitusi 2019, Pemerintah Kabupaten Banyumas pun
dengan segera akan mengimplementasikan suatu kebijakan, salah satunya adalah
dengan menghapuskan Gang Sadar yang dirasa lebih banyak dampak buruknya
dibandingkan dengan kebaikannya. Tidak terlepas dari itu semua, tentu saja hal
ini mengundang pro dan kontra dengan memperkukuh rasionalisasi masing-masing.
·
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang diangkat dengan
judul Menguak ‘Gang Sadar’ yang Mengaburkan Kesadaran, dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan
berikut.
1.
Apa penyebab muculnya Gang Sadar
sehingga sampai saat ini penghapusan lokalisasi prostitusi tersebut sulit untuk
dilakukan?
2.
Apa dampak yang ditimbulkan apabila Gang
Sadar tidak segera dihapuskan?
·
Inovasi Kebijakan
Alasan Pemerintah
mengeluarkan suatu kebijakan adalah salah satunya melihat dampak kajian
yang dilakukan terhadap kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya masyarakat
sebagai akibat dari pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan di suatu wilayah atau area. Fenomena Gang Sadar pun tak luput dari perhatian
Pemerintah Kabupaten Banyumas yang terus-menerus dikaji dan digali agar
kebijakan yang dikeluarkan akan tepat sasaran dan mengikis permasalahan yang
ada. Maka dari itu, banyak isu dan wacana mengenai penutupan Gang Sadar yang
akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas
Dari sudut pandang
kami dalam menyikapi hal ini, kami setuju bahwa Gang Sadar dihapuskan. Dilihat
dari beberapa dampak yang ditimbulkan lebih banyak dampak negatifnya, misalnya
Kabupaten Banyumas tercatat sebagai wilayah dengan pengidap HIV/AIDS terbesar
di Jawa Tengah sebesar 41,5% (hingga September 2015
lalu, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas mencapai 286 orang, yakni 187 orang terkena
HIV, 99 orang AIDS). Dampak paling
besar dialami oleh ibu-ibu. Dikarenakan suami mereka “jajan” di Gang Sadar. Di
lingkungan Gang Sadar, tentunya juga terdapat anak-anak dibawah umur. Yang
seharusnya tidak disuguhi dengan hal seperti itu. Bisa dilihat di Gang Dolly
Jawa Timur. Dampak terhadapa anak-anak bagaimana. Di gang Dolly, PSK yang sudah
tidak “laku”, menjajakan dirinya kepeda anak-anak SD. Dengan biaya yang sangat
murah. Lalu apa jadinya negara Indonesia serta budayanya, jika anak-anak yang
seharusnya belum mengerti hal seperti itu, tetapi sudah mengerti. Kedepannya
akan merusak jati diri bangsa.
Maka dari itu,
·
Aktor-aktor
yang Terlibat dalam Kebijakan
Dengan melihat
dampak yang ditimbulkan akibat fenomena prostitusi Gang Sadar tentunya
Pemerintah Kabupaten Banyumas tidak tinggal diam. Wacana akan dilakukannya
penghapusan Gang Sadar telah menyebar di seluruh aspek masyarakat Kabupaten
Banyumas, tetapi hal ini tidak berjalan mudah, dikarenakan banyak pertimbangan
lain yang penting diperhatikan. Banyak pihak yang pro dan kontra akan hal ini,
pihak yang
Pemerintah
Kabupaten Banyumas
PSK
Gang Sadar
Pemilik
tanah dan kost-an
Sumber Referensi
Komentar
Posting Komentar